Selasa, 02 Juni 2009

tema : banjir . . .

Alam Menjelang Senja

Gerimis menghiasi alam
Menjadi kawan bagi yang gersang
Mengembalikan sejuknya bentangan alam
Disertai senja yang menjelang

Kini langit bagaikan lilin yang padam
Namun tak kunjung pergi air yang takluk
Seakan rindu pada indahnya alam
Ingin selalu menyertai semua makhluk

Hari-hari berlalu dengan bosan
Diiringi air hujan yang jahil
Membuat sekitar penuh genangan
Seperti lautan bagi fauna kecil

Langit tak lagi kelabu bagai malam
Mataharipun beristirahat hingga puas
Tetapi alam bagaikan tenggelam
Oleh genangan yang kian meluas

Terik mentari tak kunjung datang
Mengusir air yang menggenang
Hingga itu dinamakan banjir
Dikelilingi suasana yang penug air

Sampai akhirnya banjir bertahan
Membuat insan manusia merasa malu
Akan semua perbuatan
Yang dilakukan terdahulu

Penyesalan terucap dimana-mana
Diumbar oleh setiap insan manusia
Hanya untuk dapatkan perhatian
Bukan untuk peroleh kebahagiaan

Kapankah ini semua akan berakhir
Menjadi yang pertama gan terakhir
Menjadi yang terindah yang didamba
Oleh semua makhluk di dunia

tema : kesenjangan sosial . . .

Perbedaan

Sama . . .
Satu kata yang pasti dimata Tuhan
Yang diisi beraneka ragam warna
Berpadu mencapai utuhnya kebersamaan

Sungguh hal yang begitu indah
Sesuatu yang kuharapkan takkan musnah
Namun tak berarti untuk mereka
Makhluk ciptaan Dzat Yang Maha Kuasa

Perbedaan kian diungkapkan
Perpecahan tumbuh dimana-mana
Semua karena keegoisan
Oleh makhluk yang merasa berada

Dia merendahkan
Karena dia tak tahu yang sebenarnya
Bahwa dia yang pantas direndahkan
Karena semua perlakuannya

Sungguh tak kuasa mengetahui itu semua
Sifat dari makhluk ciptaan Tang Maha Esa
Tingkah laku yang tiada berguna
Dipertahankanpun tidaklah berharga

Kehidupan tanpa perbedaan tidaklah bermakna
Bagai makanan yang dibuat tanpa rasa
Perbedaan diciptakan untuk saling mewarnai
Bukan ajang untuk saling merasa tinggi

Terimakasih . . .
Hanya itu yang dapat terucap
Dari bibir yang sekian lama terdiam
Karena ketakutan atas penindasan

tema : sahabat . . .


Curahan Hati Seorang Sahabat

Dahulu,
Kau selalu ada disampingku
Kau setia menghiburku
Dikala apapun yang menyerbu
Lemahnya hati tanpa dirimu



Saat-saat itu,

Tergambar jelas kebersamaan kita
Bersama dalam suka duka
Diwarnai tangis dan tawa
Yang tlah hilang entah kemana

Kini,
Tiada lagi kau disini
Yang menghiburku dikala sepi
Yang menjadi kaki untukku berdiri
Dan yang menyinariku layaknya mentari

Kenangan kita, kini tlah mati
Seiring bertemunya pagi hari
Seindah gerimis dikala senja
Yang menyejukkan setiap jiwa

Jiwaku sepi . . .
Ragaku sepi . . .
Merinduka semua yang telah pergi . . .

Ku ingin semua kembali
Menjadi seperti sedia kala
Saat dirimu berada disisi
Diriku yang lemah tiada berdaya . . .

tema : permasalahan sampah . . .


Sampah

Titik hitam mengotori sucinya suasana
Membuatnya seakan menjadi buram
Seperti sampah yang selalu mengotori dunia
Menjadikannya seperti lilin yang padam

Sungguh sayang negeriku tercinta
Dihiasi sampah disetiap sudut kota
Dan betapa malang tanah airku
Penuh bau busuk sampah yang menyatu

Andaikan semua belum terjadi
Ku akan berusaha menanggulangi
Mengajak insan untuk berbakti
Pada alam mulai saat ini

tema : kehidupan anak jalanan . . .


Kehidupan yang berbeda

Kau sungguh luar biasa

Menjalani hidup walau apa adanya

Tanpa satupun yang berarti

Tanpa seorangpun yang peduli


Kau tegar menjalani semua

Walau kau tahu rintangan yang ikut serta
Menemanimu dalam segala suasana
Bagaikan manusia yang paling bahagia


Tanpa tujuan kau berjalan ditengah keramaian kota

Diiringi suara merdu dari balik pakaian yang kau kenakan

Suara perut yang membuatmu semakin tak berdaya

Akan rasa lapar yang dikandung badan


Kebingungan menyelimutimu selalu

Menjadi kawan setiap waktu

Untuk memilih segala yang ada

Walau hanya dalam taraf sangat biasa


Kehidupanmu sungguh mengharukan
Membuat jiwa seakan merasakan

Kewajibanmu telah kau laksanakan

Namun hakmu tidaklah kau dapatkan

Apakah penderitaanmu akan berakhir segera?
Dan berjalan seperti harapan makhluk tak berdosa

Ku yakin itu pasti terjadi

Atas izin Yang Kuasa dihari nanti


Berharap akan berakhir segera

Semua derita yang telah dirasa

Dan kembali seperti makhluk mulia

Tatkala lahir pertama kali ke dunia

tema : kemacetan lalu lintas . . .


Suasana di Jalan Ibukota

Sepanjang mata ini memandang

Hanya
ada kendaraan yang berlalu-lalang

Berusaha menuju ke tempat tujuan
Meski harus melawan kemacetan


Ini daerah Ibukota

Dengan fasilitas yang serba ada

Juga kemacetan yang merajalela

Karena egois ingin menjadi yang pertama


Sampai kapan itu semua terjadi

Sungguh tak tahan diri ini mengetahui

Untuk itu, marilah memperbaiki

Semua egois dengan rasa peduli

tema : pemberantasan korupsi . . .


Koruptor ditengah Keseharian

Zaman semakin maju
Teknologi berkembang pesat
Namun mereka tak berfikir maju
Demi kesejahteraan semua rakyat

Menggelapkan uang negara yang mereka mampu
Rakyatpun dibuatnya sengsara
Hingga penyesalan hanya padanya tertuju
Atas perlakuannya terhadap makhluk tak berdosa

Korupsi, itu dinamakannya
Karena kemampuannya membuat sengsara
Mari kita berantas hingga tak tersisa
Untuk hidup di masa depan yang sejahtera